Contoh Drama Persahabatan Lengkap - Berita Terbaru 2015 Kali
Ini Membahas Tentang Contoh Drama Persahabatan yang dilakukan oleh banyak
orang, mungkin sobat mencari sebuah drama persahabatan buat tugas sekolah atau
apa , drama persahabatan dibawah ini bisa menjadi bahan / sebagai refrensi buat
kalian semua , Berikut Contoh Drama Persahabatan Lengkap :
Contoh Drama Persahabatan
(Dikelas sedang berlangsung pembelajaran)
Guru : Selamat
pagi, anak-anak !
AA : Selamat
pagi, Pak !
Guru :
Pelajaran kita hari ini adalah mengenal penjumlahan.
AA : ………………
Guru : Kita
mulai ya ? Sekarang bapak jelaskan penjumlahan. (nulis tanda + ). Ini adalah
tanda yang digunakan untuk penjumlahan. Contoh ! (nulis 10+5). Siapa yang bias
?
AA : (3 anak
ngacung)-(Eliza, Vincent, Glugut)
Guru : Coba
kamu, Elisa !
Elisa : (nulis
105)
AA : (pada
ngedumel-hahahihi-syalala)
Guru : Kenapa
bisa begitu ?
Elisa : Kan
10+5 (nulis 10+5= 105 )
by
http://amin-x.blogspot.com/2012/07/contoh-drama-persahabatan-lengkap.html
Guru : (senyum
sok manis) Bukan begitu, tapi kamu jangan sedih, nanti bapak ajarkan J
Elisa :
(kembali duduk-malu-muka bersemu merah-kuning-ijo :p)
Guru : Caranya
begini, seumpama kamu punya 2 melon. Setelah itu kamu diberi 3, berapa jumlah semuanya
?
AA : (pada
ngitung)
Vincent : Saya
Pak ! (ngacung)
Guru : Iya
Vincent, silahkan !
Vincent :
(dengan bangga) lima pak !
Guru : Betul !
pintar kamu Vincent. Sama halnya dengan penjumlaan. 2+3=5, dan 5+10=15 bukan
105.
AA : (dengan
blo’onnya) OOOooooOOOooOoo …
Guru : Ada yang
ditanyakan ?
AA : ……….
Guru : Kalau
sudah, kerjakan hal 6 ! Bapak tinggal dulu sebentar ya ?
AA : Baik Pak !
(Pak Guru jalan
ke luar kelas dan meihat Devi dengan pakaian jelek-uzur-bobrok-kumel-babpuk)
Guru : Ada
keperluan apa kamu disini ? Selain siswa dan pengajar dilarang masuk !
Devi : (diam
dan menundukkan kepala)
Guru : Kamu
bawa apa itu ? (nunjuk buku Devi). Coba saya lihat !
Devi : (semakin
mempererat genggamannya)
Guru : Ayo
sini, berikan pada bapak !
(Devi dengan
pasrah memberikan buku satu-satunya)
Guru : Astaga !
jadi selama ini kamu mengikuti pelajaran bapak ? kenapa kamu tidak sekolah saja
?
Devi : Keluarga
saya tidak punya uang untuk sekolah saya Pak L
Guru : Jadi
keluargamu kurang mampu ?
Devi :
(ngangguk-ngangguk kaya’ ayam nutul beras) maafkan saya sudah berani melanggar
peraturan sekolah ini.
Guru : Baiklah,
saya maklumi. Besok jangan kamu ulangi ya ? Kamu akan dapat dana BOS agar bisa
sekolah di sini.
Devi : Benar
Pak ? Saya boleh sekolah di sini ?
(Pak Guru
mengangguk sambil tersenyum)
Devi :
(menyalami tangan Pak Guru) terima kasih ya Pak !
Guru : Ini juga
ada sedikit uang untuk membeli peralatan sekolah (mengulurkan beberapa lembar
uang ribuan)
Devi :
(menerima uang tersebut) sekali lagi terima kasih ya Pak )
(seminggu
kemudian Devi mulai bersekolah)
(ternyata Devi
anak yang pintar *hueek :p. Setiap kali ulangan, ia selalu mendapat nilai
tertinggi. Tetapi ke 3 temannya *Hasna-Vincent-Glugut* membenci Devi karena
selalu mendapat nilai bagus di kelas. Pada suatu hari –TrioPembenciDevi-
berkumpul dan membicarakan sesuatu)
Hasna :
Gara-gara ada si tengil Devi itu, sekarang Pak Guru nggak pernah merhati’in
kita !
Glugut : Iya
Bener, nilai kita sekarang juga selalu di bawah Devi.
Vincent: Jika
ada lomba, pasti Devi yang selalu di tunjuk.
Hasna : Kalian
semua bener, kita harus beri si Devi itu pelajaran ! *semangat abegeh 45. Dan
tentu saja pahlawanya itu.
Vincent :
Pahlawan ? Siapa yang kamu maksud ?
Hasna : Uuh,
siapa lagi yang suka nguntitin Devi kemana aja. Elisa kan ?
(Glugut &
Vincent ngangguk)
Glugut : Gimana
kalo kita sembunyiin buku PR nya Devi ?
Hasna : Nggak
buruk.
(setiap kali
mereka ingin mencuri buku Devi, selalu tidak berhasil. Dan semua itu berkat
Elisa !. Pada suatu hari, diadakan pemilihan peserta lomba matematika. Devi
akhirnya dipilih oleh pak Guru untu mengikutinya, namun –TrioPembencidevi-
tidak setuju )
Guru : 1 minggu
lagi akan dilaksanakan lomba matematika tingkat kabupaten. Devi !
Devi : Iya Pak
? *sok cute
Guru : Bapak
memilih kamu untuk maju mengikuti lomba.
(HAA?!!! Semua
orang terkejut mendengarnya, tak terkecuali Devi.)
Hasna : Pak !
Kenapa harus Devi ? Vincent kan lebih pinter ! *masak ?*.
Glugut : Iya
Pak. Kenapa selalu Devi yang bapak tunjuk ?
Guru : Karena
devi yang terbaik. Saya akan tetap memilih Devi apapun yang terjadi.
Elisa : Iya
pak, saya setuju kalau bapak menunjuk Devi daripada orang licik itu (matanya
ngelirik ke Vincent)
Vincent : Jadi
kamu mengejekku ?
Elisa : Jadi
kamu nyadar ? ya bagus deh.
Guru : Sudah ..
sudah !
Devi : *dengan
gaya polosnya* Pak, bukankah lebih baik Vincent saja yang ikut lomba ?
Guru : Saya
sudah menetapkan yang mengikuti itu kamu dan itu tidak bias di ganggu gugat !
(Elisa bersorak
“YEEEE” dan yang lain “HUUUU”)
(1 minggu
kemudian lomba diadakan dan Devi keluar sebagai juara ke-2)
Keesokan
harinya …
Guru : Selamat
pagi anak-anak ?
AA : Pagi Pak ?
Guru : Setelah
lomba kemarin, ternyata pemenangnya adalah Devi. Mari kita beri tepuk tangan !
(yang tepuk
tangan hanya Elisa dan Pak Guru)
Elisa : Kenapa
kalian tidak senang jika Devi yang menang ?
Hasna : Kita
bukan senang, tapi BENCI !
Elisa : Kalian
iri kan ?
Vincent :
Kenapa harus iri ? Devi itu menang cuma gara gara beruntung aja !
Glugut : Jangan
sombong kamu, Devi. Di sini kan kamu hanya sebagai murid dana BOS.
Elisa : Jangan
dengerin mereka Devi ! mereka hanya syirik karena tidak bisa mengikuti lomba
itu.
Vincent : Kalo
iya, kenapa ?
Elisa :
Akhirnya ngaku juga :p
Guru : Sudah
sudah ! kalian ini selalu bertengkar !
Devi : Pak
(ngangkat kaki *eeh tangan dink) Bolehkah saya berbicara sebentar ?
(tanpa
disetujui, Devi langsung maju ke depan kelas)
Devi : Temen2 ,
kemarin saya menang juga karna do’a kalian. Saya sangat berterima kasih pada
kalian. Kalian memang sahabat yang terbaik *cie cie :p
(Semuanya diam.
Bahkan –TrioPembenciDevi- juga diam. Walaupun sudah dibenci, Devi tetap
menganggap mereka sahabat)
Devi : Ini
hadiah lomba kemarin *mamerin 2 pak buku tulis & amplop* . Saya mendapat
buku da sedikit uang. Ini saya berikan untuk kalian. Kita bagi rata. OK ! :D
(semua
terkejut. Walaupun menang, Devi masih memikirkan teman2 nya)
Hasna : Devi.
Maafin kami yang udah jahat sama kamu ya ?
Devi : Iya,
dari dulu aku dah maafin kok #Plakkk !
Hasna : Jadi,
kita sahabat ?
Devi :
(tersenyum dan mengangguk) tentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar